Anak 15 Tahun ini Ditemukan di Hutan, Tak Bisa Bicara dan Tingkahnya Ganjil
http://kilasinpo.blogspot.com/2015/05/anak-15-tahun-ini-ditemukan-di-hutan.html
Seorang anak laki-laki yang diperkirakan berusia 15 tahun dirawat di Rumah Sakit Zainal Abidin, Banda Aceh, Aceh. Ia dan ibunya diboyong ke rumah sakit setelah ditemukan di pedalaman Blang Pidie, Aceh. Keduanya tak bisa bicara dan mempunyai tingkah agak ganjil.
(Foto: Agus Setyadi/detikcom)
Anak bernama Nasiran dan ibunya dirawat di kamar isolasi ruang Seurene I RSUZA. Di kaca belakang kamar, juga sudah dipasang koran agar anak tersebut tidak minta panjat pohon. Nasiran terlihat sangat bersemangat melahap keripik yang diberikan oleh beberapa orang.
Pantauan detikcom, Nasiran tidak memakai apa-apa saat berada di ruang isolasi. Sebuah pakaian tergantung di kepalanya. Popok yang diberikan perawat juga tak ia pakai. Ia dan ibunya tidak bisa bicara. Nasiran terlihat lasak dan untuk berkomunikasi hanya menggunakan bahasa isyarat sambil mengeluarkan suara yang tidak jelas. Sementara ibunya hanya duduk diam di atas ranjang rumah sakit.
"Keduanya tidak bisa bicara dan ibunya juga rabun matanya," kata Salman, seorang saudara mereka,
Keduanya sudah dirawat di RSUZA sekitar seminggu lalu. Tidak diketahui siapa yang membawa keduanya ke rumah sakit karena pihak RSUZA tiba-tiba melihat anak dan ibu ini sudah berada di Ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Informasi dihimpun detikcom, ibu dan anak ini ditemukan oleh pencari batu di hutan pedalaman Blang Pidie dan Aceh Tenggara. Saat ditemukan, keduanya sedang berpelukan. Tapi tidak diketahui bagaimana ceritanya sehingga keduanya sampai di RSUZA.
Saat dirawat di ruang isolasi, tubuh anak itu terlihat sangat kurus. Ia suka berjalan jongkok, memanjat pohon, dan memakan apa saja. Ia juga suka keluar dari kamar tanpa pakai busana sehingga harus selalu dijaga.
Menurut Salman, ibu dan anak ini sudah lama mengungsi ke hutan sejak konflik Aceh berkecamuk. "Mereka sudah lama hidup di hutan dan tidak pernah turun ke perkampungan lagi," jelas Salman.
Sementara itu, Wakil Direktur Pelayanan RSUZA, dr Azharuddin, yang dihubungi wartawan belum memberikan komentar. "Senin saja ya agar lebih jelas," kata Azharuddin singkat.
(sumber)
(Foto: Agus Setyadi/detikcom)
Anak bernama Nasiran dan ibunya dirawat di kamar isolasi ruang Seurene I RSUZA. Di kaca belakang kamar, juga sudah dipasang koran agar anak tersebut tidak minta panjat pohon. Nasiran terlihat sangat bersemangat melahap keripik yang diberikan oleh beberapa orang.
Pantauan detikcom, Nasiran tidak memakai apa-apa saat berada di ruang isolasi. Sebuah pakaian tergantung di kepalanya. Popok yang diberikan perawat juga tak ia pakai. Ia dan ibunya tidak bisa bicara. Nasiran terlihat lasak dan untuk berkomunikasi hanya menggunakan bahasa isyarat sambil mengeluarkan suara yang tidak jelas. Sementara ibunya hanya duduk diam di atas ranjang rumah sakit.
"Keduanya tidak bisa bicara dan ibunya juga rabun matanya," kata Salman, seorang saudara mereka,
Keduanya sudah dirawat di RSUZA sekitar seminggu lalu. Tidak diketahui siapa yang membawa keduanya ke rumah sakit karena pihak RSUZA tiba-tiba melihat anak dan ibu ini sudah berada di Ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Informasi dihimpun detikcom, ibu dan anak ini ditemukan oleh pencari batu di hutan pedalaman Blang Pidie dan Aceh Tenggara. Saat ditemukan, keduanya sedang berpelukan. Tapi tidak diketahui bagaimana ceritanya sehingga keduanya sampai di RSUZA.
Saat dirawat di ruang isolasi, tubuh anak itu terlihat sangat kurus. Ia suka berjalan jongkok, memanjat pohon, dan memakan apa saja. Ia juga suka keluar dari kamar tanpa pakai busana sehingga harus selalu dijaga.
Menurut Salman, ibu dan anak ini sudah lama mengungsi ke hutan sejak konflik Aceh berkecamuk. "Mereka sudah lama hidup di hutan dan tidak pernah turun ke perkampungan lagi," jelas Salman.
Sementara itu, Wakil Direktur Pelayanan RSUZA, dr Azharuddin, yang dihubungi wartawan belum memberikan komentar. "Senin saja ya agar lebih jelas," kata Azharuddin singkat.
(sumber)